JO Recruitment BPO TrainingJO Recruitment BPO TrainingJO Recruitment BPO TrainingJO Recruitment BPO Training
  • HOME
  • ARTICLES
  • COMPANY
  • CANDIDATE
  • ABOUT
  • CONTACT US
Tes Kepribadian Kandidat Dalam Proses Rekrutmen, Buat apa sih?
03/12/2021
Leadership Masa Kini
17/12/2021

Saat ini, banyak orang yang berfikir bahwa bekerja keras tanpa istirahat merupakan hal yang produktif. Bahkan, banyak dari mereka yang menganggap hal tersebut adalah bagian dari kesuksesan. Jika hal tersebut terjadi kepadamu, bisa saja kamu mengalami hustle culture. Hustle culture adalah gaya hidup dimana kamu menganggap harus selalu bekerja keras tanpa waktu istirahat.

Trend hustle culture ini biasanya dialami oleh para fresh graduate dan kalangan milenial karena berada dalam kondisi dimana mereka berlomba-lomba untuk produktif dan mendapatkan penghasilan yang besar. 

Sistem kerja hustle culture membuat seseorang menyampingkan kondisi kesehatan fisik dan mental, bahkan waktu untuk diri sendiri. Bisa dikatakan cara kerja yang seperti ini membuat kamu terjebak dalam  toxic productivity. Bekerja dengan produktif memang bagus, tetapi jangan sampai membuat kamu lupa untuk beristirahat. 

Toxic productivity ini akan membuat kamu selalu merasa bersalah dan tidak puas terhadap diri kamu sendiri. Apapun yang berlebihan memang tidak baik, maka dari itu seimbangkan produktivitas mu dengan waktu istirahat mu.

Lalu, bagaimana dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental?

Jam kerja yang panjang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung akibat aktivitas psikologis yang berlebihan dan stress. Hal ini juga mempengaruhi resistensi insulin, aritma, hiperkoagulasi dan iskemia yang dapat membuat metabolisme glukosa yang terganggu sehingga menyebabkan diabetes. 

Resiko fibrilasi atrium juga meningkat pada orang yang bekerja 55 jam atau lebih per minggu. Fibrilasi atrium atau irama jantung yang tidak teratur akan menyebabkan perkumpulan darah di atrium kiri sehingga membentuk gumpalan dan menyebabkan stroke.

Hustle culture juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti stress, depresi, kecemasan dan suicide attempt.

Gimana sih cara menghindari hustle culture dan toxic productivity?

  1. Sisihkan waktu untuk beristirahat
  2. Melakukan Self-care sebagai bukti kepedulian terhadap diri sendiri
  3. Tanamkan ke diri sendiri bahwa bekerja keras tanpa istirahat bukanlah termasuk kesuksesan
  4. Jangan bandingkan diri sendiri dengan orang lain, karena kemampuan seseorang pasti berbeda
  5. Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri, lakukan sesuatu sesuai kemampuan dan kapasitas diri

Jangan sampai produktivitas mu menjadi toxic productivity ya!

Sumber : Halodoc.com, beautynesia.id

Share
0

Related posts

27/01/2022

Apakah Personal Branding Kamu Sudah Efektif? Cek Yuk!


Read more
30/12/2021

Sekarang, Membuat SKCK Lebih Dipermudah. Simak Syarat dan Cara Pembuatannya!


Read more
23/12/2021

Digital Skill yang Paling Kompetitif di Era Revolusi Digital 4.0


Read more

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

JO Headhunter

OUR MAIN OFFICE


Graha Atika 4th Floor Jl. Warung Buncit Raya No. 7 South Jakarta

Telp : 021-2279-3996
cs@jo-executive.com

Contact


Whatsapp
+62 813-8968-6601
+62 821-2221-2521

© 2021 Ponseljob. All Rights Reserved.

WhatsApp us